Ingatkah dulu aku sering membantumu dulu? Mungkin stelah membaca ini, kamu akan bertanya apa yang aku lakukan dengan tulisanku ini. Dulu, dulu di saat kita bertemu. Dulu di saat kamu memintaku untuk membantumu, disitulah aku tertarik padamu, entah bagaimana dan kapan aku tak tau.
Areng itu ireng tapi ireng enggak melulu areng.
Sabtu, 31 Maret 2012
Kamu tau aku? Aku itu ya aku, kalo kamu? Kamu itu seseorang yang mungkin aku tunggu tapi kapan aku mulai menunggu kamu itu gk penting. Pernah dulu, dulu banget aku ngecewain kamu yang notabene jadi cewe yang ngisi hatiku. Mungkin simpel banget ya aku ngartiin itu, tapi walopun aku simpel tapi pasti disitu ada kamu yang
Hujan mulai turun membasahi bumi yang sudah gundul akan ulah
manusia. Seorang anak lelaki sedang asik mendengarkan riuhnya suara hujan dari
dalam kamar rumah sakit. “Hapsa, makananya cepet dimakan! Keburu dingin!”
sontak mamanya yang melihat makanan diatas meja tak berkurang semili pun. “Iya
mah bentar.” Jawab
Pada suatu siang disebuah ruang keluarga milik kediaman
keluarga kaya, terlihat seorang pria sedang membaca Koran. Lalu seorang wanita
berpenampilan elegan dengan waajah masam datang menghampirinya sambil
mengipas-ngipas badannya yang kegerahan.
Ketika dunia terang, alangkah
semakin indah jikalau ada dia disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya
jika ada dia menemani. Saat hujan membasuh semua asa, begitu senangnya jika ada
dia yang ikut merasakan. Dia. Dia. Dan dia.
Ya, itulah kira-kira sedikit
tentang diriku yang begitu merindukan
Mereka menyebutnya Gadis Hujan. Karena ia seorang gadis dan ia menyukai hujan. Tak tahu siapa yang paling dulu menyebutnya seperti itu, namun wajahnya selalu ada saat hujan. Rambutnya yang hitam kelam bergelombang sudah basah terguyur hujan, mata almondnya melebar, hidungnya mancung, senyumnya selalu cemerlang. Dialah Sang Gadis Hujan.
Langganan:
Komentar (Atom)