Jumat, 22 Juni 2012

Menikahlah Denganku...

“Nikahilah aku…” kataku dalam kemurnian musim gugur yang dihiasi oleh langit jingga dan kunang-kunang yang terbang diantara dahan pohon yang ditinggalkan oleh daun-daunnya. Serta refleksi sinar matahari oleh lautan biru.

“Menikahlah denganku.” desahku dengan mata yang bersinar dan senyum yang sangat lembut untukmu. Aku berlutut di lumpur, memegang sarung tanganmu dan mencium tanganmu.


“Menikahlah denganku, kekasihku…” aku berteriak kepadamu dengan suara seperti sekawanan lebah. Bernafas dalam pelukmu. Aku, lemah seperti pisau yang terbuat dari rumput.

“Oh, menilkahlah denganku, sayang, aku mencintaimu…” Aku berkata sambil memegang bahumu. Aku mencium hidungmu seperti anak kecil dan memegang sebuah cincin perak. 
 Cincin perak yang benar-benar manis dan bersinar. Aku pakaikan cincin itu di jari manismu, tapi kau tak berkata apa-apa.

Kau tersenyum dengan lebar, lebih lebar dari sebuah bulan di langit malam. Tangis harumu mengalir dari matamu sampai tanah.

Aku mencium telingamu dan berbicara dengan lembut.

“Menikahlah denganku, cintaku, aku mencintaimu…”

“Menikahlah denganku…” kau ingat betul kata yang aku ucapkan. Hujan, bulan dalam langit malam dan petir adalah gambaran senyumu.

“Beginikah jadinya? Aku akan segera pulang sayang…”

“Menikahlah denganku… Nikahilah aku… Kembalilah…” kau menangis seperti membuat hujan bersama dengan hujan.

Aku pergi menuju perangku, dan aku tak pernah sampai dirumah.


 Silver Sun of Sweetness, Solo innocence, solem and soldier strength...
"I do...."

2 komentar:

Dianty-Khairunissa
22 Juni 2012 pukul 21.38

ini............. keren.

A&K
25 Juli 2012 pukul 12.27

romantisme yang kental...
saya coba ucapkan.

#blogwalking siang

Posting Komentar